Senin, 25 April 2011

HOMEWORK RJR 1 MINGGU TERAKHIR


  1. 1.       Sebutkan 4 macam fungsi dari lapis pondasi bawah !
  2. 2.       Apa yang dimaksud dengan perkerasan kaku (Rigid pavement) !
  3. 3.       Apa yang dimaksud dengan Latasbun, Laston, Concrete blok ?
  4. 4.       Konstruksi perkerasan lentur jalan raya menurut bina marga terditi dari 4 macam, sebutkan dan gambarkan susunan lapisannya !
  5. 5.       Bagaimana prosedur klasifikasi Tanah di Laboratorium menurut System Unified ?
  6. 6.       Apa yang dimaksud dengan agregat, ada berapa macam , jelaskan !
  7. 7.       Fungsi dari lapis pondasi bawah ada 6 macam, coba jelaskan !
  8. 8.       Apa yang dimaksud dengan galian dan timbunan, jelaskan dengan disertai gambar !
  9. 9.       Jelaskan lengkap system klasifikasi tanah menurut AASHTO !
  10. 10.   Coba jelaskan cara menentukan nilai CBR lapangan dengan menggunakan data DCP !
  11. 11.   Jelaskan sifat-sifat beberapa jenis agregat menurut Gradasi seragam, gradasi baik dan gradasi jelek !
  12. 12.   Apa yang dimaksud dengan aspal, ada berapa jenis aspal ?
  13. 13.   Jelaskan komposisi dari aspal !
  14. 14.   Jelaskan pemeriksaan aspal berdasarkan Daktilitasnya, berat jenis dan Viskositasnya !
  15. 15.   Diketahui data nilai CBR pada suatu daerah yang hendak dibangun jalan adalah sebagai berikut: 2,2, 3,3,4,3,5,3,4,6,6,7,8,6,5,7 ; tentukan nilai CBR rata-2 dari data tersebut dan gambarkan hasilnya  dengan excel !
  16. 16.   Diketahui data nilai CBR pada daerah A dan B yang hendak dilalui untuk dibangun jalan adalah sebagai berikut: untuk daerah A : 1,2, 3,3,2,3,5,3,4,6,6,2,1,6,5,7 ; daerah B : 3,4,4,5,6,6,7,6,7,8,7,9,9,5,10,7 tentukan nilai CBR rata-2 dari daerah A dan B tersebut dan gambarkan hasilnya dengan excel !
  17. 17.   Pada penelitian Kepekaan terhadap temperature dari aspal diperoleh model untuk aspalt A adalah P = 4T – 30 dan aspalt B adalah P = 8T – 110, dimana T adalah temperature dan P adalah viscositas. Carilah titik potong dari keduanya dan gambarkan dengan Excell grafiknya !
  18. 18.   Pada penelitian Kepekaan terhadap temperature dari aspal diperoleh model untuk aspalt A adalah P = 140 – 3T dan aspalt B adalah P = 410 – 12T , dimana T adalah temperature dan P adalah viscositas. Carilah titik potong dari keduanya dan gambarkan dengan Excell grafiknya !
  19. 9.   Diketahui data penelitian kepekaan kadar aspal terhadap temperature sebagai berikut :

X
1
2
3
4
5
6
Y
198
191
188
180
175
169
Jika modelnya adalah y = ax + b, maka carilah nilai koefisien a dan b dengan metode least square ! Dan tentukan nilai Y prediksi serta standart deviasinya ?

  1. 20.   Diketahui data penelitian kepekaan kadar aspal terhadap temperature sebagai berikut :

T
1
3
5
7
9
11
P
292
269
244
238
216
177
Jika modelnya adalah P = aT + b, maka carilah nilai koefisien a dan b dengan metode least square ! Dan tentukan nilai Y prediksi serta standart deviasinya ?

TUGAS DIKERJAKAN DENGAN WORD GAMBAR DENGAN EXCELL, DIKUMPULKAN LEWAT EMAIL ATAU DIBAKAR DI CD DAN DISERAHKAN WAKTU UTS REKAYASA JALAN RAYA !

Tugas Ke-2 Matematika Rekayasa I / Fransiskus X E Lie / 0953210064

Tugas Ke-2
Matematika Rekayasa I
Fransiskus X E Lie / 0953210064

X
Y
X
X
X
Xy
X²Y
X³Y
1
1.7
1
1
1
1
1
1.7
1.7
1.7
2
2.7
4
8
16
32
64
5.4
10.8
21.6
3
3.7
9
27
81
243
729
11.1
33.3
99.9
4
5.7
16
64
256
1024
4096
22.8
91.2
364.8
5
9.7
25
125
625
3125
15625
48.5
242.5
1212.5
6
14.7
36
216
1296
7776
46656
88.2
529.2
3175.2
21
38.2
91
441
2275
12201
67171
177.7
908.7
4875.7

Ditanya Model Matematika    A) Y = Ax2 + Bx
                                             B) Y = Ax2 + Bx + C
                                             C) Y = Ax3 + Bx2 + Cx + D

                                        Jadi Model Matematikanya :
                                        Y = 0.074x3–1.206x2+0.862x+0.733

Tugas RJR ke - 2


Irsyadatu Rohabah
0953010024
Tugas ke-2
Rekayasa Jalan Raya 1


Sejarah Jalan Makadam Dan Telford


Sejarah penggunaan aspal telah dimulai sejak ribuan tahun sebelum masehi oleh bangsa Sumeria dan Mesopotamia.
Mereka menggunakan aspal (bitumen) sebagai lapis pengedap untuk bak mandi maupun kolam-kolam air di istana dan kuil.
Aspal yang digunakan adalah aspal yang didapat secara alami.
Aspal terdapat di alam dalam bentuk lake asphalt (seperti dodol) dan rock asphalt (biasanya keras, campuran dari aspal, tanah, kapur, dan lempung).
Aspal tercatat pertama kali digunakan sebagai bahan konstruksi jalan, terjadi di Babilonia sekitar tahun 625 SM pada masa kekuasaan Raja Naboppolassar seperti yang tercatat dalam prasasti peninggalannya.

Istilah aspal berasal dari bahasa Yunani kuno asphaltos, kemudian bangsa Romawi mengubahnya menjadi asphaltus, lalu diadaptasi ke dalam bahasa Inggris menjadi asphalt, dan kita menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi aspal.

Berabad kemudian setelah jaman Babilonia, Sir Walter Raleigh menuliskan dalam catatannya (tahun 1595) tentang penemuan deposit lake asphalt di Trinidad, dekat pantai Venezuela.
Dia menggunakan aspal tersebut sebagai pelapis dinding kapalnya.

Sejarah penggunaan aspal untuk pembuatan jalan di abad modern dapat ditelusur kembali pada masa abad ke 18.
Seorang insinyur Inggris yang bernama John Metcalf (lahir 1717) harus membangun jaringan jalan di Yorkshire dengan total panjang hampir 300 km.
Jalan dibuat dengan batuan berukuran besar diletakkan di bawah sebagai pondasi yang kuat, kemudian di atasnya diberi batu galian, lalu kerikil sebagai lapis penutup.
Thomas Telford membangun jaringan jalan di Skotlandia pada tahun 1803-1821 sepanjang hamper 1.500 km.
Telford menyempurnakan metode pembuatan jalan Metcalf, dengan mengganti batu galian dengan batu pecah.
Ketebalan lapisan batu pecah juga sudah dihitung berdasar karakter lalu lintas yang akan melintasi.

John Metcalf

Pada saat yang hampir bersamaan, John Loudon McAdam secara terpisah membangun jalan-jalan masuk menuju Skotlandia mirip dengan cara Telford.
McAdam juga menemukan tanah yang terikut dalam keadaan kering tidak akan turun ke dasar jalan.
McAdam mengatur batuan sedemikian rupa sehingga bertemu antar sudutnya dan membentuk permukaan yang kuat / keras.
Pada masa-masa berikutnya, metode konstruksi ini diperbaiki untuk mengurangi debu jalanan di musim kemarau dengan cara disiram ter panas. Metode ini disebut dengan lapis tarmacadam.

John Loudon McAdam
Baru pada tahun 1870 campuran aspal digunakan untuk pembangunan jalan, yang dilakukan oleh seorang ahli kimia Belgia, yang bernama Edmund J.
DeSmedt, ketika membangun jalan di depan balai kota Newark, New Jersey, USA. Campuran yang digunakan adalah pasir dan aspal alam dari Trinidad.
Hasil yang memuaskan membuat para kontraktor pembangun jalan segera memanfaatkan aspal sebagai bahan konstruksi pada proyek-proyek pembangunan jalan yang dikerjakan.

Penggelaran hotmix aspal pada abad 18
Pada masa ini, aspal yang digunakan maupun campuran hotmix yang diproduksi belumlah memakai spesifikasi seperti yang kita kenal sekarang.
Oleh karena proyek pembangunan jalan yang menggunakan aspal mulai meningkat banyak, untuk mempertahankan kualitas hasil yang baik, Pemerintah Kota New York hanya mensyaratkan penggunaan batu bata atau batu granit, namun dengan jaminan selama 15 tahun baik untuk material maupun pelaksanaan. Karena pengetahuan kontraktor masih terbatas, banyak jalan yang tidak dapat bertahan selama 15 tahun, dan sebagai akibatnya banyak kontraktor yang bangkrut.
Akibat lanjutannya adalah proyek-proyek jalan berikutnya menjadi meningkat harganya untuk mengkompensasi garansi selama 15 tahun tersebut.

Sampai tahun 1900an, hampir seluruh aspal yang digunakan berasal dari aspal alam Trinidad.
Di sisi lain, mulai banyaknya penemuan sumur-sumur minyak bumi membuat perkembangan kilang (refinery) semakin banyak dan meluas.
Dari pengoperasian kilang ternyata juga dihasilkan aspal.
Akhirnya, pada tahun 1907 aspal yang dihasilkan dari kilang telah menggeser penggunaan aspal alam Trinidad, karena aspal kilang lebih murah harganya.




contoh jalan Telford

contoh jalan McAdam

TUGAS 5 REKAYASA JALAN RAYA 1

Irsyadatu Rohabah
0953010024
Tugas ke-5
Rekayasa Jalan Raya 1


BAB I

  1. Perbedaan dari flexible pavement dan rigid pavement yaitu :
    flexible pavement adalah suatu struktur yang terdiri dari batuan dan aspal sedangkan rigid pavement (perkerasan kaku) adalah stuktur yang terdiri dari pelat beton seman yang bersambungan (tidak menerus) dengan tulangan yang terletak di atas lapis pondasi bawah, tanpa atau dengan aspal sebagai lapisan permukaan.
  2. Yang dimaksud dengan Base coarse adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dan lapis sub base.
  3. Yang dimaksud dengan subgrade (Tanah dasar) adalah permukaan tanah asli , permukaan galian , atau permukaan timbunan yang merupakan dasar untuk peletakan bagian bagian perkerasan yang lainnya.
  4. Pengertian dari BURTU, LATASIR, LAPEN DAN LASBUTAG yaitu :
    BURTU (laburan aspal satu lapis), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal maksimum 2 cm.
    LATASIR (lapis tipis atas pasir), merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam bergradasi menerus dicampur, dihampar, dan dipadatkan pada suhu tertentu dengan tebal padat 1 – 2 cm.
    LAPEN (penetrasi macadam), merupakan perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh aspal dengan cara disemprotkan di atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis. Di atas lapen ini biasanya diberi laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu lapis dapat bervariasi antara 4 – 10 cm.
    LASBUTAG merupakan suatu lapisan pada kontruksi jalan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan secara dingin. Tebal pada tiap lapisannya antara 3 – 5 cm.
  5. Yang dimaksud dengan perkerasan beton semen adalah perkerasan kaku dengan beton sebagai lapisan aus.


BAB II

  1. Jenis beban lalu lintas yang bekerja pada konstruksi perkerasan :
    a. Muatan kendaraan berupa gaya vertikal
    b. Gaya rem kendaraan berupa gaya horizontal
    c. Pukulan roda kendaraan berupa getaran-getaran.
  2. Pengertian dari lapisan bersifat nonstructural adalah lapisan permukaan yang dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi dan daya tahan yang lama.
  3. Yang dimaksud dengan Lime treated base adalah suatu perkerasan yang menggunakan stabilisasi agregat dengan kapur.
  4. 2 jenis masalah yang sering dijumpai manyangkut tanah dasar (subgrade) :
    a. kondisi geologis dari lokasi jalan perlu dipelajari dengan teliti, jika ada kemungkinan lokasi jalan berbeda pada daerah patahan, dan lain sebagainya.
    b. sifat mengembang dan menyusutnya daru tanah tertentu akibat perubahan kadar air. Hal ini dapat dikurangi dengan memadatkan tanah pada kadar air optimum mencapai kepadatan tertentu sehingga perubahan volume yang mungkin terjadi dapat dikurangi. Kondisi drainase yang baik dapat menjaga kemungkinan berubahnya kadar air pada lapisan yanah dasar.


BAB III

    1. Kelompok tanah berbutir halus :
      1. KELOMPOK UTAMA
      1. Bongkah dan kerakal, yang merupakan bagian tersendiri.
      2. Tanah Berbutir, yang mencangkup : Kerikil, pasir dan lanauyang merupakan marerial non kohesif.
      3. Tanah Lempung, yang merupakan tanah kohesif.
      4. Tanah Organik, yang disusun dari atau meliputi zat organik (Lempung, lanau dan gambut).
      2. KELOMPOK UMUM
            1. Tanah Berbutir Kasar, yang meliputi kerikil danpasir.
            2. Tanah Berbutir Halus , Yang meliputi lanaudanlempung.
            3. Tanah Kohesif, lempung yang bercampur dengan tanah berbutiratau lempung murni.
      1. Gambar klasifikasi Tanah menurut system Unified :
      3. Yang dimaksud dengan CBR lapangan adalah salah satu masukkan dalam proses perencanaan jalan yaitu untuk : - Penentuan tebal perkerasan (full depth pevement) untuk bagian jalan yang direncanakan akan mendapatkan penanganan "pelebaran jalan". - Penentuan tebal lapis ulang (overlay) di atas jalan aspal apabila tidak dapat disediakan / tidak terdapat data Benkelman Beam. - Penentuan tebal perkerasan untuk bagian jalan yang harus direkonstruksi (seluruh perkerasan lama dibongkar). - Penentuan tebal perkerasan jalan baru 4.Yang dimaksud dengan agregat alam adalah Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan.5Tabel sifat-sifat beberapa jenis Agregat :



Jenis – Jenis Butiran (Agregat) mm
Sifat – sifat Butiran (Agregat)
Gravel
Berbentuk Kebulatan atau Hampir Bulat
Agregat dengan butir-butir bulat umumnya lebih baik daripada agregat dengan butir-butir yang berbentuk pipih atau panjang. Hal ini dikarenakan butir-butir bulat menghasilkan tumpukan butir yang yang erat jika dikonsolidasikan, sehingga hanya membutuhkan pasta semen yang sedikit dengan kemudahan pengerjaan yang sama.
Pasir Kasar
Ukuran Butir Maksimal. Adukan beton dengan kemudahan pengerjaan dan rencana kekuatan yang sama, akan membutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit dengan ukuran butir agregat yang besar-besar. Semakin sedikit semen, maka beton akan semakin hemat dan dapat mengurangi dampak panas hidrasi yang menyebabkan beton menjadi retak akibat kembang susutnya. Namun, tetap penggunaan agregat terdapat batasan ukuran butir maksimal. Hal ini dapat dilihat di berbagai referensi.
Pasir Halus
Berat Jenis Ringan. Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.
Lanau
Tekstur Permukaan Kasar
Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.
Lempung
Berat Jenis Ringan. Agregat dengan berat jenis yang rendah biasa disebut dengan agregat ringan. Agregat ringan mempunyai berat jenis dibawah 2,0. biasanya dipakai untuk beton non-struktural. Akan tetapi agregat ini juga bisa digunakan sebagai beton struktural dengan beberapa perlakuan khusus. Struktur yang menggunakan agregat ringan akan mengurangi berat struktur tersebut sehingga membutuhkan dimensi fondasi yang lebih kecil.
Coloida Clay
Tekstur yang kasar mungkin akan mengurangi derajat kemudahan pengerjaan. Namun, tekstur kasar pada agregat dapat meningkatkan rekatan agregat-semen sampai 1,75 kali dan meningkatkan kuat tekan beton hingga 20 persen.