Selasa, 22 Maret 2011

TUGAS REKAYASA JALAN RAYA 1, MINGGU KE-1


TUGAS MINGGU KE-1,
 REKAYASA JALAN RAYA 1

DONNY PRATAMA
 0953010050


PENGERTIAN JALUR SUTRA

Jalan Sutra adalah jalur jalan terpanjang yang membentang diantara dua benua,
menghubungkan Tiongkok dan dunia barat, yang zaman dulu dipakai sebagai
rute perdagangan melalui darat. Sejak lama, Tiongkok dikenal sebagai penghasil
kain sutra yang hasilnya diekspor ke barat, terutama melalui jalan ini, makanya
disebut "jalan sutra" (the silk road), sepanjang jalan yang melalui banyak negara ini,
terbentanglah peninggalan budaya dan sejarah yang sangat bernilai untuk dinikmati,
sambil membayangkan businessman jaman dulu mengangkut sutra dan komoditi
barang dagangan lainnya melewati 7.000 mil jalan di jalur sutera ini menuju Eropa.

Jalan Sutra adalah yang jalur paling terkenal sebagai rute perdagangan dari
peradaban Tiongkok kuno. Perdagangan sutra tumbuh di bawah Dinasti Han
(202 SM – AD 220) pada abad pertama dan kedua Masehi. Awalnya, sutra
dihasilkan Tiongkok kuno untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, di dalam
kekaisaran. Setelah produksi menjadi banyak, mereka mulai menjualnya ke arah
Barat, mengangkutnya menggunakan kereta kuda dan unta saat melewati gurun.
Dalam perjalanan, mereka sering diserang oleh suku-suku kecil di Asia Tengah
yang ingin merampas komoditi berharga yang dibawa pedagang. Akibatnya,
Dinasti Han memperluas pertahanan militernya lebih jauh ke Asia Tengah 135-
90 SM dalam rangka untuk melindungi para pedagang. Pemerintah Han mengirim
Jenderal Zhangqian (Chan Ch'ien) sebagai seorang utusan untuk membangun
hubungan yang baik dengan suku-suku ini, kemudian muncul ide untuk memperluas
perdagangan sutra, memasukkan suku-suku kecil ini sebagai bagian didalamnya,
membentuk aliansi dengan mereka. Karena ide ini, Jalan Sutra lahir. Rute tumbuh
dengan munculnya Kekaisaran Romawi karena pada awalnya memberikan sutra
Tiongkok pada pemerintahan Asia-Romawi sebagai hadiah.


Rute Jalur Sutra

Rute 7.000 mil yang membentang Tiongkok, Asia Tengah, India Utara, dan
Kekaisaran Parthia dan Romawi. Ia menghubungkan Lembah Sungai Kuning
dengan Laut Tengah dan melewati tempat-tempat di Tiongkok seperti kota Gansu
dan Sinkiang dan saat ini negara Iran, Irak dan Suriah.


Penduduk India barat laut yang tinggal di dekat Sungai Gangga memainkan peran
penting sebagai perantara dalam perdagangan sutra Tiongkok-Mediterania karena
pada awal abad ketiga Masehi, mereka mengerti bahwa sutra adalah produk yang
menguntungkan dari KekaisaranTiongkok. Hubungan perdagangan antara Tiongkok
dan India tumbuh lebih kuat dengan peningkatan ekspansi Han ke Asia Tengah.
Tiongkok juga melakukan perdagangan sutra mereka dengan orang-orang India
seperti batu mulia dan logam seperti batu giok, emas, dan perak, dan India juga
menjual sutra kepada kekaisaran Roma. Sutra adalah barang impor yang sangat
bernilai dan mahal harganya untuk Kekaisaran Romawi sejak perdagangan di India
dan Asia Tengah yang sangat dikendalikan oleh Kekaisaran Parthia.


Peninggalan Sepanjang Jalan Sutera di Tiongkok :

Prajurit Terakota di Xi'an

Prajurit terakota ditemukan di daerah Tong, 30 km dari Xi'an pada bulan Maret
1947, terletak di dekat makam Kaisar Qin Shihuang (210-209 BC). Prajurit patung ini
dibuat dengan tujuan untuk membantu Kaisar Qin di masa kehidupan selanjutnya
(oleh karenanya disebut "Prajurit Qin"). Material patung terakota ini berasal dari
Gunung Lishan. Menurut sejarah, konstruksi ini mulai dibangun pada 246 BC dan
melibatkan 700.000 pematung. Kaisar Qin secara khusus memerintahkan agar
wajah patung-patung ini tidak boleh ada yang sama.

Menara lonceng di Xi'an

Menara ini adalah lambang kota Xi'an. Ada legenda yang menyelimuti menara
lonceng ini. Pada dinasti Ming, ribuan orang tewas karena gempa bumi di Shaanxi.
Orang-orang mengatakan ada naga raksasa yang muncul di tengah kota itu dan
menimbulkan gempa tersebut. Saat mendengar mengenai hal ini, raja menyuruh
pandai besi membuat rantai sepanjang 300 meter untuk mengikat naga tersebut di
tengah kota. Dia juga memerintahkan 5.000 tukang yang terampil untuk membangun
menara disekeliling tempat naga itu terikat, untuk memenjarakan naga itu ke dalam
tanah sehingga tidak menimbulkan gempa lagi selamanya.

Kuil Kuda Putih di Luoyang

Kuil Kuda Putih terletak 12 km dari kota Luoyang, merupakan salah satu kuil
tertua di Tiongkok yang cantik dan megah. Menurut legenda, pada tahun 68 AD,
saat agama Buddha semakin surut di India, dua Bhikku India datang ke Luoyang
menunggang kuda putih, membawa kitab suci Buddha dari india datang ke tempat
ini. Para penganut Buddhis di tempat ini mendirikan kuil ini untuk mereka dan
memperdalam ajaran Buddha bersama kedua Bhikku tersebut. Dalam sejarah juga
tercatat bahwa tempat ini digunakan oleh Kaisar kedua Han, Lui Zhuang, untuk
menuntut ilmu. Dahulu lebih dari 1000 bhikku tinggal di tempat ini. Kuil ini juga
merupakan makam dari dua Bhikku India membawa kitab suci tersebut.

Mogao Grotto di Dunhuang

Mogao Grotto disebut juga Gua Seribu Buddha, di masa jalan sutera dikenal
sebagai "mutiara yang berkilau di jalur sutera", merupakan tempat persinggahan
yang sangat terkenal. Gua ini dipahat dari karang batu pasir Gunung Mingsha, yang
terbentang sepanjang 1600m dari selatan ke utara. Dibangun pada abad ke-14,
lukisan mural sepanjang 4500 meter persegi dan lebih dari 2000 patung berwarna
adalah merupakan salah satu warisan sejarah kebudayaan Buddhis yang masih
tersisa di dunia. Gua pertama kali dipahat pada tahun 366 AD. Idenya berasal dari
Bhikku Yue Zun yang bermimpi keberadaan 1000 Buddha emas saat ia pulang ke
rumah melewati wilayah ini, dan dia memutuskan untuk mewujudkan mimpinya
menjadi nyata. Lebih dair 1000 tahun kemudian, 16 dinasti jatuh dan berdiri, namun
pekerjaan maha akbar ini terus dilanjutkan, melibatkan seniman lintas generasi.
Yang menakjubkan, konstuksi yang selesai dibangun pada zaman Dinasti yuan
sampai sekarang masih tegak berdiri, tahan terhadap erosi alam dan perang. Masih
ada 492 gua yang masih berdiri dan lebih dari 2000 patung dan 45.000 mural masih
ada disana.



Tidak ada komentar: