Rabu, 16 Maret 2011

TUGAS REKAYASA JALAN RAYA 1

TUGAS REKAYASA JALAN RAYA 1
KE - 1


NAMA : MOHAMMAD FATIH AHDA
NPM : 0953010030

AGAMA DAN PERDAGANGAN DISEPANJANG JALUR SUTRA, 1000 SM – 1400 M

PETA DI ATTACH

Dimulai berabad-abad yang lalu, beberapa agama-agama di dunia bergerak sejalan dengan pertumbuhan dan menyebar dari barat ke timur di sepanjang jalur lintas Eropa-Asia yang dikenal dengan nama Jalur Sutra. Buddha, Kristen, dan Islam adalah agama utama yang dibawa dan dikomunikasikan oleh pedagang dan misionaris yang tergabung dalam karavan-karavan pedagang tersebut. Sebagai sebuah komunitas beragama yang tumbuh diseantero Asia, kelangsungan keberadaan mereka dipastikan dengan adanya dukungan kesamaan pandangan dari sesama pedagang. Oleh karena itu, tumbuh berkembangnya kehidupan beragama para pedagang bergantung pada satu hal: ide dasar pertumbuhan agama di dunia tidak dapat dipisahkan dari terhubungnya aktivitas perdagangan jarak jauh.
1000 SM – 200 M
Jalur sutra berada di tepi selatan padang rumput eurasia, tempat dimana padang gersang bertemu dengan pegunungan dan aliran sungai kecil yang menyediakan kebutuhan air. Di sepanjang zona transisi ekologi inilah masyarakat bermigrasi dan bertempat tinggal, bahkan mendirikan Oasis-oasis, tempat para pedagang dan pelancong beristirahat, mengisi kembali perlengkapannya, dan berdagang. Nama Jalur Sutra berasal dari lalu lintas perjalanan Sutra Cina dari Timur ke barat, yang mana sangat popular di daerah Kekaisaran Romawi. Imbalannnya, pedagang membawa emas, perak, dan wol kembali ke Cina. Lembaran sutra yang ditemukan di kuburan-kuburan Mesir kuno, yang berasal dari Tahun 1000 SM, adalah salah satu bukti adanya lalu lintas ini. Meskipun begitu, akademisi percaya bahwa jalur tersebut sudah aktif berabad sebelumnya. Bangsa Persia dipercayai berperan penting menyampaikan barang tersebut dalam jarak yang jauh seperti itu.
Di masa lalu, agama tidaklah menjadi bagian utama dari tugas seorang misionaris. Kehidupan beragama, secara umum dipandang sebagai sebuah kebudayaan, bukanlah sebuah kebenaran universal yang harus dianut. Contohnya, agama orang Iran dan orang Israel yang menyebar cukup luas diseantero dunia lampau, akan tetapi ketika masyarakat Iran dan Israel berdagang, mereka akan menyebut pengaruh agama masing-masing sebagai sebuah gagasan asing yang menarik, dibanding dengan kebenaran spiritual utama yang mana keselamatan bergantung padanya. Pendekatan keagamaan seperti ini dipercaya sebagai sebuah kekayaan budaya masyarakat yang memilikinya. Contohnya, ketika masyarakat Cina percaya bahwa Pendeta Iran memiliki semacam keahlian dalam berbicara dengan Tuhan, ide untuk beralih pada kepercayaan  tersebut  tidak akan berarti apa-apa karena spritualitas pendeta tersebut tidak menyertakan doktrin yang menyebutkan keutamaan keberadaannya dengan Tuhan. Walaupun begitu, masyarakat Cina tetap mempekerjakan pendeta Iran sampai  periode kekaisaran Mongol, yang muncul pada Abad ke-13 M.
Ketika raja Persia, Cyrus, membebaskan orang yahudi dari penjara-penjara Babilonia pada 559 SM, banyak orang yahudi memilih untuk bertempat tinggal didalam kekaisaran Persia. Hal ini berarti asal mula tumbuh berkembangnya komunitas yahudi. Di waktu yang sama, orang-orang yahudi tetap berhubungan dengan kelompok-kelompok yahudi lainnya dari Babilonia sampai Mesir, lewat berdagang. Keberadaan mereka dalam dunia Iran berdampak terhadap beragamnya aspek kebudayaan masyarakat Iran pada kehidupan mereka dimana saja, yang akhirnya terbaur dan terserap kedalam kebudayaan Kristen dan Islam. Diantaranya ada sebuah paham eskatologi (paham yang mengkhususkan pada akhir dunia) pandangan tentang waktu dan kepercayaan terhadap sang juru selamat, kebangkitan dan pengadilan akhir, surga bagi yang bertakwa dan neraka bagi pendosa.
Diabad ke-4 SM, sebuah kepercayaan baru telah berakar di India, berbeda dengan kepercayaan sebelumnya, yang menawarkan jalan terbuka dan universal pada keselamatan. Buddhisme adalah kepercayaan pertama yang mencoba untuk mengkonversi masyarakat, dan misionaris bepergian untuk menyebarluaskan pesan agama mereka. Meluasnya Buddhisme berhubungan langsung dengan perdagangan jarak jauh. Untuk para misionaris, dan juga untuk yang lainnya, satu-satunya cara untuk bisa bertahan dalam menghadapi bahaya dan kesulitan perjalanan adalah ikut dengan karavan-karavan pedagang. Dalam banyak sebab, misionaris adalah pedagang itu sendiri.
Legenda Theravada (salah satu cabang Buddhisme) yang merupakan salah satu dari 2 (dua) pedagang yang melakukan perjalanan dari Asia Tengah berpapasan dengan Buddha sendiri ketika  dalam perjalanan ke India. Mereka terpesona akan ajaran Buddha, dan kembali ketempat asal untuk mendirikan kuil Buddha pertama disepanjang Jalur Sutra di Bactria (Balkh, sekarang Afghanistan Utara). Meskipun legenda ini tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya lewat bukti sejarah, tidak sulit untuk dipercaya, karena diabad-abad selanjutnya Bactria menjadi sebuah pusat agama Buddha. Jalur Sutra memiliki pengaruh besar dari Timur ke Barat, dan telah disarankan bahwa Mahayana, salah satu sekte dalam Agama Buddha, yang dominan di China, Jepang, dan Tibet, muncul dan berkembang tidak di India melainkan di Asia tengah melalui pertemuan secara terus-menerus antara sebuah kebudayaan dan gagasan. Banyak bagian dari Mahayana yang memperlihatkan adanya pengaruh Iran, seperti soteriologi (keselamatan), fungsi Boddhisatva (seorang yang menolong yang lainnya menuju keselamatan), dan keterkaitan antara Buddha Amitabha dengan Tuhan.
Berawal dari penaklukkan Asia Tengah dan India oleh Aleksander Agung pada 320 SM, pengaruh Yunani masuk dan bercampur dengan budaya setempat. Representasi seni dari pengikut Buddha kelihatannya turunan dari kebudayaan hellenistik dan kisah-kisah Bangsa Yunani, termasuk didalamnya kisah Ganimeda dan dongeng Kuda Troya, yang muncul kemudian dalam kerangka kepercayaan Buddha di India. Dalam pengawasan Angkatan perang Aleksander, pedagang Yunani –lah yang berperan sebagai media pertukaran budaya antara India, Asia Tengah, dan Mediterania.
Penyampai utama paham Buddhisme ke Cina adalah orang-orang Iran dari Persia, Bactria, dan Transoxiana. Posisi mereka yang sesuai karena berada diantara Timur dan Barat membuat mereka menjadi masyarakat penengah disepanjang Jalur Sutra. Salah satu kelompok yang muncul setelahnya, yaitu dikenal dengan nama Sogdians, mendirikan komunitas di sepanjang jalur perdagangan dari Iran dan India ke Cina. Untuk memperkuat hubungan mereka dengan pedagang lain, mereka belajar bahasa lokal setempat dan melakukan adat-istiadat setempat kemanapun mereka pergi. Ketika berurusan dengan pengikut Buddha, mereka terbuka dalam menerima kepercayaannya. Ketika telah mengkonversi diri mereka sendiri menjadi pengikut Buddha, mereka kemudian membawa ajaran yang mereka terima dan menyampaikan ajaran baru mereka ke komunitas Sogdian dan rekan dagang lainnya ke sampai jauh ke Timur. Bentuk dan tata cara inilah yang berperan berabad-abad kemudian, ketika para pedagang Sogdian bertemu dengan kepercayaan-kepercayaan lain seperti Kristen, Manichaeisme, dan Islam.
Kepercayaan-kepercayaan China tidak disampaikan ke Barat. layaknya sebuah kepercayaan tradisional,  seperti Taoist dan Konfusius yang tidak disebarluaskan keluar Cina karena pengikutnya beranggapan bahwa ajaran mereka secara utuh terhubung dengan adat-istiadat kebudayaan Cina.
200 M – 1400 M
Kristen
Banyak dari pengikut Kristen awal adalah orang-orang yahudi yang menyebarkan paham kristiani melalui jaringan perdagangan Yahudi yang berpusat di Babilonia. Selama abad-abad pertama kekristenan, penolakan doktrinal yang meningkat membuat pengikut Kristen Timur untuk lepas dan memerdekakan diri dari kepemimpinan Kristen Mediteran. Diakhir abad ke-5M (lima) gereja Timur, yang berkedudukan di Ibukota Persia, Ctesiphon di Mesopotamia, lepas dari gereja Roma. Sebuah pertemuan gereja, sinod, dari para pendeta timur pada 497 M mendeklarasikan Nestorianisme (sebuah teologi agama yang menyatakan bahwa manusia dan Tuhan dalam diri Yesus Kristus berbeda) menjadi doktrin resmi mereka.
Kristen dalam bentuk Nestorian inilah yang oleh orang-orang Iran dan pedagang Sogdian sampaikan ketimur sepanjang Jalur Sutra. Dipertengahan tahun 600 M, pendeta Nestorian telah ditemukan di Samarkand (Uzbekistan Tengah) dan Kashgar (sekarang Xinjiang, Uygur,Cina). Di daerah padang rumput, seorang pendeta Nestorian, yang orang Turki percaya bahwa ia adalah seorang Tabib sakti, telah membaptis sebagian besar suku-suku Turki nomaden.
Pada Tahun 635 M, seorang warga Iran-nestorian dalam sebuah misi tiba di Pengadilan Kekaisaran Cina di Chang'an (sekarang Xi'an), dengan membawa sebuah salinan. Salinan ini, yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Cina, menunjukkan bahwa terjadi penyatuan ide/gagasan dan simbol-simbol tradisional Jalur Sutra yang ditransformasi kedalam Kristen Timur. Salinan itu sendiri disebut sebagai sutra-sutra, dan nabi-nabi Kristen disebut buddha-Buddha. Salah satu judul salinan, Shastra on One Deva, yang berarti ' "Discourse on the Oneness of God". Pada Tahun 781 M, komunitas Kristen Chang'an memperingati 150 tahun pertama dengan mendirikan sebuah tiang, Monumen Nestorian. Tulisan pada tiang tersebut menjelaskan bahwa kepercayaan Kristen pada dasarnya meminjam dari kepercayaan Buddhisme, Konfusianisme, dan Taoisme.
Manichaeisme
Diawal abad ke-3 M ada salah satu kepercayaan, agama misionaris muncul dari campuran antara kebudayaan Iran-Semit di daerah Mesopotamia: Manichaeisme. Nabinya, Mani, lahir berdarah daging persia dari sekte Yahudi-Kristen baptis, akan tetapi ia melakukan perjalanan ke India pada umur 20 tahun dan menyerap berbagai pengaruh disana sebagaimana mestinya. Agama yang dibawa olehnya berawal dari kebudayaan Semit, Iran, dan India yang dikombinasikan dengan sebuah kepercayaan Gnostik (keselamatan melalui pengetahuan rahasia). Agama tersebut mengklaim adanya dualisme radikal dialam semesta yang mana Kebaikan dan Keburukan terkunci dalam suatu persaingan secara terus-menerus. Bersama dengan konsep penganut buddha tertentu seperti reinkarnasi, Mani mengadopsi struktur sosial bertingkat 4 (empat) pengikut Buddha, membedakan biksu dengan bukan biksu antara pria dan wanita.
Mani, yang menyebut dirinya sebagai salah seorang murid Yesus Kristus, menikmati dukungan penuh dari kaisar Persia Sassanid, Shapur I. Dengan adanya perlidungan resmi, ia sukses melakukan kegiatan misionari-nya. Dalam sekejap ajarannya mendapatkan popularitas diseantero mediterania dan dunia orang-orang Iran, yang menyebabkan ia mendapatkan ancaman dari agama lainnya. Lawan utama Mani di kerajaan sassanid, adalah Kartir, pendeta tertinggi dari kepercayaan monoteistik Persia, Zoroastrianisme. Katir berkehendak menjadikan Zoroaster sebagai agama resmi negara. Usaha Kartir berhasil, dan Mani dijebloskan ke penjara, tempat dimana ia mengakhiri hidupnya pada 276 M, umur 60 tahun.
Meskipun telah diadakan pembersihan pengikutnya diseantero kekaisaran Romawi dan Sassanid, penyebaran Manichaeisme tetap berlanjut. Di Timur, pedagang Sogdian sekali lagi berperan dalam menyampaikan kepercayaan tersebut disepanjang Jalur Sutra melalui komunitas mereka atau pedagang lainnya. Pusat Manichaeisme tumbuh di ibukota Sogdian, Samarkand, yang berada diluar jangkauan kekaisaran sassanid. Dari sanalah misionaris Manichaeisme bepergian ke Cina, tempat dimana ia mempersembahkan kepercayaan mereka dihadapan kaisar Wu pada akhir tahun 600 M.
Pada tahun 763 M, sogdian penganut Manichaeisme yang tinggal dikota Luoyang berhasil mendapatkan audiensi dari Raja Turki Uygur, salah seorang yang diminta oleh kekaisaran Cina untuk membantu menumpas pemberontakan. Orang – orang Sogdian kemudian pergi dengan orang-orang Uygur ke ibukota mereka di Utara Tien Shan dan akhirnya berhasil mengkonversi Raja tersebut untuk masuk kedalam kepercayaan mereka. Dibawah dukungan Raja, Manichaeisme menjadi agama resmi negara hingga tahun 840 M. peninggalan terbesar dari tulisan dan lukisan penganut manichaeisme berasal dari kuil abad ke-10 didaerah Turfan, Cina barat. Kuil Manichaeisme, seperti halnya kuil Buddha, adalah hasil dari sumbangan dan dukungan penuh pengikutnya, terutama pedagang.
Di Barat, misionaris manichaeisme menggambarkan kepercayaan mereka sebagai bentuk asli dari Kristen. Di Timur, mereka melakukan hal yang sama dengan menggambarkan kepercayaan mereka sebagai bentuk aliran Buddha. Ketika kristen menjadi agama resmi kekaisaran Romawi, pengikut manichaeisme dianggap sebagai Heretik. Hingga akhirnya terjadi pembantaian besar-besaran yang menyebabkan hampir seluruh pengikut manichaeisme hilang diabad ke-6 M.
Di Timur, pengikut Manichaeisme bertahan hingga tahun 1500 M. Kuil mereka masih ada di sebuah kota kecil Cao'an (Tsao'an), dekat Quanzhou (Ch'uan-Chou) di tenggara Cina. Meskipun sekarang para pengunjung percaya bahwa patung Mani disana adalah patung Buddha.
Islam
Diawal tahun 600 M Islam muncul di Arab Selatan. Nabinya Muhammad SAW, yang membawa Islam, memulai karirnya sebagai pedagang. Mengikuti model kepemimpinannya, Islam memiliki nilai yang lebih tinggi dalam aktivitas komersial dibandingkan kebudayaan lainnya. Penaklukkan yang dilakukan oleh orang-orang Arab, yang dilakukan dengan mengikuti jalur perdagangan internasional, menghasilkan suatu perkembangan dalam hukum tata niaga, dan hasilnya hukum Islam-lah yang mengatur pasar. Ditahun 711 M, bangsa Arab telah menaklukkan Transoxiana, dan pedagang Sogdian kembali melihat adanya keuntungan jika memiliki suatu kebudayaan dengan kontak komersial yang sangat luas seperti Islam.
Orang  Arab melakukan misi perdagangan sampai ke Cina hanya dalam beberapa tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, mendirikan koneksi yang menjaga keberlangsungan hubungan Persia – Muslim Sogdian. Pedagang Iran, yang telah lama berdagang dengan Cina, menjadi sebuah citra Islam disana, meskipun orang Cina tidak membeda-bedakan antara pedagang Muslim dan Yahudi.
Enam ratus tahun kemudian, warisan budaya Jalur Sutra dapat ditemui dalam bentuk pertanda batu, kuil-kuil kuno kepercayaan Buddhisme, dan kuburan-kuburan yang telah menyatu dengan tanah. Jalur Sutra juga meninggalkan kepercayaan spiritual yang sekarang dikenal sebagai agama besar di dunia, kepercayaan yang pada awalnya menempatkan diri hanya dalam sebuah karavan-karavan dalam perdagangan Timur-Barat, dari waktu ke waktu telah menyebar, dan mengambil tempatnya masing-masing diberbagai belahan di dunia






Tidak ada komentar: