TUGAS REKAYASA JALAN RAYA 1 "Mencari artikel tentang jalur sutra di china dan petanya" Nama : Yhoga Ardha Wibawarta NPM : 0953010014 Jalan Sutra Jalan Sutra yang dibuka oleh Tiongkok pada 2.000 tahun yang lalu adalah salah satu jalur penting bagi penyebarluasan peradaban zaman kuno Tiongkok ke Barat, sekaligus jembatan yang menghubungkan pertukaran ekonomi dan kebudayaan Tiongkok-Barat. Jalan Sutra adalah jalur penting untuk perdagangan Tiongkok dengan Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Barat Serta Eropa dan Afrika. Jalan Sutra yang lazim disebut orang adalah jalur darat dari ibukota Dinasti Tang Tiongkok di timur ke Roma, ibukota Italia di barat. Jalur itu dibuka oleh seorang jenderal bernama Zhang Qian Dinasti Han. Kedua jalur Jalan Sutra itu disebut sebagai "Jalan Sutra Darat". Menelusuri salah satu Jalan Surat itu, dapat melewati Afganistan, Uzbekistan, Iran dan sampai Alexsandar Mesir, kalau mengambil jalan sutra lainnya bisa via Pakistan, Kabul Afganistan, tiba di Teluk Persia. Pada abad ke-2 sebelum masehi sampai abad ke-2 masehi, Jalan Sutra itu mempunyai dua anak jalur yang masing-masing terletak di bagian utara dan selatan. Di antaranya, jalur selatan bertolak dari Dunhuang, Propinsi Gansu Tiongkok Barat Laut terus menuju ke barat menyusuri jalan di kaki Pegunungan Kunlun terus sampai ke Xinjiang, Tiongkok Barat Laut dan bagian timur laut Afghanistan, Iran dan Semenanjung Arab sebelum mencapai Roma, Italia. Sedangkan Jalan Sutra sektor utara dimulai dari Benteng Yumen, Dunhuang terus ke barat menyusuri jalan di kaki selatan Gunung Tianshan. Setelah melewati Gunung Chongling, Jalan Sutra Utara itu memasuki wilayah Rusia di bagian Asia Tengah, kemudian jalan itu membelok ke barat daya untuk bergabung dengan Jalan Sutra sektor selatan. Masih ada dua jalan sutra yang jarang diketahui orang . Salah satu di antaranya ialah "Jalan Sutra Barat Daya" yang bertolak dari Propinsi Sichuan, Tiongkok Baratdaya terus ke Propinsi Yunnan dan mencapai bagian utara Myanmar setelah menyeberang sebuah sungai, kemudian jalan sutra itu menuju bagian timur laut India sebelum memasuki bagian barat laut India dengan menyusuri Sungai Gangga India sebelum tiba di Dataran Tinggi Iran. Jalan Sutra itu bersejarah lebih lama daripada Jalan Sutra Darat. Selain jalan-jalan sutra di darat itu, masih terdapat satu lagi jalan sutra di atas laut, yaitu dari Guangzhou, Tiongkok Selatan ke Selat Malaka, dan terus sampai ke Sri Lanka, India dan pantai timur Afrika. Jalur di atas laut itu disebut sebagai Jalan Sutra Laut. Menurut benda-benda budaya yang tergali di Somalia, Afrika Timur, dapat diketahui bahwa Jalan Sutra Laut itu kira-kira terjadi pada masa Dinasti Song Tiongkok. "Jalan Sutra Laut" menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara utama peradaban zaman kuno dan sumber kebudayaan di dunia, dan mendorong maju pertukaran ekonomi dan kebudayaan daerah tersebut. Maka Jalan Sutra Laut juga dijuluki sebagai jalan dialog antara Timur dan Barat. Jalan Sutra adalah salah satu jalur penting bagi penyebarluasan peradaban zaman kuno Tiongkok ke Barat, sekaligus jembatan yang menghubungkan pertukaran ekonomi dan kebudayaan Tiongkok-Barat. Jalan Sutra yang lazim disebut orang adalah jalur darat dari Chang'an, ibukota Dinasti Tang Tiongkok di timur ke Roma, ibukota Italia di barat. Jalur itu dibuka oleh seorang jenderal bernama Zhang Qian. Di samping jalur utama, Jalan Sutra itu mempunyai dua anak jalur yang masing-masing terletak di bagian utara dan selatan. Di antaranya, jalur selatan bertolak dari Dunhuang, Propinsi Gansu Tiongkok Barat Laut terus menuju ke barat menyusuri jalan di kaki Pegunungan Kunlun terus sampai ke Xinjiang, Tiongkok Barat Laut dan bagian timur laut Afghanistan, Iran dan Semenanjung Arab sebelum mencapai Roma, Italia. Sedangkan Jalan Sutra sektor utara dimulai dari Benteng Yumen, Dunhuang terus ke barat menyusuri jalan di kaki selatan Gunung Tianshan. Setelah melewati Gunung Chongling, Jalan Sutra Utara itu memasuki wilayah Rusia di bagian Asia Tengah, kemudian jalan itu membelok ke barat daya untuk bergabung dengan Jalan Sutra sektor selatan. Kedau jalur Jalan Sutra itu disebut sebagai "Jalan Sutra Darat". Selain itu masih ada dua jalan sutra yang jarang diketahui orang. Salah satu di antaranya ialah "Jalan Sutra Barat Daya" yang bertolak dari Propinsi Sichuan, Tiongkok Baratdaya terus ke Propinsi Yunnan dan mencapai bagian utara Myanmar setelah menyeberang sebuah sungai, kemudian jalan sutra itu menuju bagian timur laut India sebelum memasuki bagian barat laut India dengan menyusuri Sungai Gangga India sebelum tiba di Dataran Tinggi Iran. Jalan Sutra itu bersejarah lebih lama daripada Jalan Sutra Darat. Tahun 1986, para arkeolog menemukan petilasan Sanxingdui yang misterius di Guanghan, Propinsi Sichuan. Di petilasan yang sejarahnya dapat dilacak sampai tiga ribu tahun yang lalu, ditemukan sekelompok benda budaya yang berhubungan dengan kebudayaan Asia Barat dan Yunani. Di antaranya terdapat sebuah tongkat emas yang panjangnya 142 sentimer, sebatang "pohon dewa" dengan ketinggian 4 meter dan patung manusia tembaga, kepala tembaga dan maskot tembaga. Para ahli berpendapat bahwa benda-benda budaya itu mungkin memasuki Tiongkok dalam pertukaran kebudayaan antara Timur dan Barat. Apabila pandangan itu benar, maka jalan sutra itu dapat dikatakan sudah terbentuk jauh pada tiga ribu tahun yang lalu. Selain jalan-jalan sutra di darat itu, masih terdapat satu lagi jalan sutra di atas laut, yaitu dari Guangzhou, Tiongkok Selatan ke Selat Malaka, dan terus sampai ke Sri Lanka, India dan pantai timur Afrika. Jalur di atas laut itu disebut sebagai Jalan Sutra Laut. Menurut benda-benda budaya yang tergali di Somalia, Afrika Timur, dapat diketahui bahwa Jalan Sutra Laut itu kira-kira terjadi pada masa Dinasti Song Tiongkok. "Jalan Sutra Laut" menghubungkan Tiongkok dengan negara-negara utama peradaban zaman kuno dan sumber kebudayaan di dunia, dan mendorong maju pertukaran ekonomi dan kebudayaan daerah tersebut. Maka Jalan Sutra Laut juga dijuluki sebagai jalan dialog antara Timur dan Barat. Menurut catatan sejarah, Marco Polo dari Italia justru berkunjung ke Tiongkok dari Jalan Sutra Laut. Dalam perjalannya kembali ke Italia dengan naik kapal, ia pun bertolak dari Quanzhou, Propinsi Fujian Tiongkok Tenggara dengan menyusuri jalan tersebut. Rute jalur sutra "maaf pak hendrata, gambarnya (peta jalur) tidak bisa di copy" |
BLOG INI MENAMPILKAN MATERI PERKULIAHAN YANG PERNAH DIAMPU OLEH BAPAK HENDRATA WIBISANA KHUSUSNYA REKAYASA JALAN RAYA, TRANSPORTASI DAN MATEMATIKA REKAYASA DI JURUSAN TEKNIK SIPIL UPN VETERAN JATIM SURABAYA
Kamis, 17 Maret 2011
TUGAS REKAYASA JALAN RAYA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar